KELOMPOK
4
PBL II DESA GUDANG HIRANG,
KECAMATAN SUNGAI TABUK, KABUPATEN BANJAR
Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat yang diharapkan
mampu melaksanakan stategi promosi kesehatan yang dikenal dengan ABG (Advokasi,
Bina Suasana, dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat).
Pada PBL II yang
berlangsung dari tanggal 10 Juni 2019 – 30 Juni 2019 sebanyak tujuh mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat FK ULM melaksanakan kegiatan intervensi di Desa Gudang Hirang, Kecamatan Sungai
Tabuk, Kabupaten Banjar. Mahasiswa tersebut melakukan intervensi berupa tindak
lanjut dari permasalahan
yang didapatkan dari hasil diagnosa komunitas dan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) bersama Puskesmas Sungai Tabuk 1 yang sebelumnya sudah dilakukan pada PBL
I (4 Februari 2019 –28 Februari 2019), dimana didapatkan
kesepakatan bahwa permasalahan utama di desa adalah sebanyak
58,14% remaja putri di
Desa Gudang Hirang tidak pernah
meminum tablet tambah darah, sehingga remaja putri berpotensi
mengalami anemia.
Untuk memecahkan
masalah tersebut, intervensi yang dilakukan
oleh mahasiswa
PBL yaitu
Pembentukan Kader Remaja Tanpa Anemia, Penyuluhan tentang Anemia, Pemeriksaan HB serta Pembagian Tablet Tambah Darah (P3
KDRAMA) kepada remaja putri di SMPN 2 Sungai Tabuk
Desa Gudang Hirang.
Setelah terbentuknya kader yang beranggotakan 6 orang, kemudian di laksanakan
penyuluhan anemia dan pemeriksaan Hb yang dilakukan mahasiswa bersama dengan
tenaga analis laboratorium UPT Puskesmas Sungai Tabuk 1, serta pemberian tablet tambah darah
yang bersumber dari UPT 1 Puskesmas
Sungai Tabuk Gudang Hirang dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. “Selain bertambahnya pengetahuan remaja putri Desa Gudang Hirang, diharapkan
juga berkurangnya penyakit anemia di Desa Gudang Hirang tersebut” ujar Taufik selaku ketua
kelompok PBL.
Pambakal Desa Gudang
Hirang Bapak Syahrani juga
mengharapkan dengan adanya kader
remaja tanpa anemia Siswi SMPN 2 Sungai Tabuk Desa Gudang Hirang
dapat melanjutkan program secara mandiri. Untuk itu, dilakukan
monitoring dan evaluasi program setiap bulannya untuk mengetahui apakah ada
peningkatan dalam kepatuhan siswi untuk meminum tablet tambah darah secara
rutin serta menjalani pola makan yang seimbang.