Mahasiswa-Mahasiswi
dari kelompok 15 program
Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lambung Mangkurat angkatan
2017 melakukan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Desa Lok Buntar Kecamatan Sungai
Tabuk Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada (11/06/19).
Sebelumnya mereka sudah pernah PBL di Desa Lok Buntar (04/02/19) dengan
melakukan diagnosa komunitas untuk mencari berbagai masalah kesehatan yang ada
di desa tersebut. Hasil dari diagnosa komunitas, kemudian dimusyawarahkan
bersama dengan warga desa, ternyata ditemukan adanya permasalahan dari remaja
putri yang memiliki status gizi yang harus diperbaiki serta lingkar lengan atas
(LiLA) yang berada dibawah batas normal, yakni 23,5 cm. Dari hasil musyawarah
tersebut, mereka dapat mengambil keputusan apa yang akan di intervensi
selanjutnya pada KKN mereka yang kedua di Desa tersebut.
Kedatangan
mereka yang kedua ini disambut
baik oleh warga di Desa Lok Buntar, hal ini
dapat dibuktikan dengan antusiasme warga dalam
membantu mahasiswa ULM untuk
bersama-sama memperbaiki status gizi sebagai upaya untuk pencegahan Kekurangan
Energi Kronis (KEK)
pada remaja putri.
Sasaran intervensi mereka adalah remaja putri yang
berada di Mts Miftahul Ulum Desa Lok Buntar, “Mengapa hanya remaja putri di Mts
Miftahul Ulum, karena diharapkan dari remaja tersebut nantinya bisa
menyebarluaskan lagi kepada teman-temannya lain bahwa bahaya apabila tidak
menjaga kesehatan sejak dini.” ucap Alif Nur Gusti Legawa selaku ketua kelompok
15.
Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada remaja putri apabila tidak segera diatasi akan
berpengaruh terhadap kesehatannya bahkan sampai ia sudah menikah nanti terutama
pada masa kehamilannya akan
berpotensi besar melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), janin
tidak berkembang, dan juga beresiko menyebabkan kematian ibu saat melahirkan.
Para mahasiswa memberikan pengetahuan mengenai
penyuluhan tentang kesehatan remaja, serta melakukan pemeriksaan kesehatan yang
meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, Lingkar Lengan Atas (LiLA),
pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) untuk mengetahui remaja tersebut sedang
anemia atau tidak, serta pembagian tablet tambah darah.
Adapun dampak buruk bagi remaja
putri yang mengalami
anemia
diantaranya menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena
penyakit infeksi, menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena
kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak serta menurunnya prestasi belajar
dan produktivitas kerja/kinerja.
Apabila
tidak segera diatasi akan berdampak buruk dan bahkan akan terbawa hingga ia
hamil.
Dalam kegiatan tersebut mereka bersama dengan
siswa-siswi disana membentuk sebuah kader yang dinamakan “Kader Remaja Putri
Peduli Kesehatan (MALIKA)” yang berjumlah 10 orang dari kelas VII dan VIII.
Kader tersebut dibekali dengan pelatihan khusus seperti diajarkan cara mengukur
tinggi badan, Lingkar Lengan Atas (LiLA), berat badan, dll. Kegiatan tersebut
berlangsung selama 2 hari agar bisa memeriksakan kesehatan teman-temannya yang
lain serta bersama-sama memperbaiki status gizinya.
Sosil 17/06/19
Penyuluhan 24/06/19
Tes kesehatan 25/06/19
28-29 pelatihan kader