LOGO HIMA
TERBARU

10 Mei 2019

KELOMPOK 15 PBL II DESA JINGAH HABANG ULU KEC. KARANG INTAN


UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PERMASALAHAN GIZI BALITA


Saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Hal ini mengundang kekritisan dan keikutsertaan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat FK ULM untuk berkontribusi lebih dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Setelah melakukan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I, kelompok 15 yang terdiri dari gusti, aldy, sela, fia, lisliana, dan husnul menemukan permasalahan utama di Desa Jingah Habang Ulu Kecamatan Karang Intan ialah mengenai permasalahan gizi balita. Sehingga bersama dengan warga, tim ini menyepakati untuk melaksanakan program intervensi “Ibu Binaan” yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti penyuluhan, demo masak, PMT MODISCO, penimbangan, dan kelompok ibu yang dibina oleh kader. Dalam hal ini, tim mengutamakan peran masyarakat setempat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mau dan mampu untuk berperan secara mandiri dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Kegiatan ibu binaan ini dilakukan setiap minggu selama 3 kali terhitung sejak tanggal 16 Januari dengan sasaran ibu balita sebanyak 30 orang saat PBL II. Setiap kegiatan, tim beserta kader selalu menimbang BB balita apakah ada peningkatan setelah dilakukannya intervensi ibu binaan. Dari hasil evaluasi jangka pendek, didapatkan sebagian besar BB balita meningkat, hanya beberapa yang tetap dan turun akibat sakit. “peningkatan BB ini disebabkan dengan adanya himbauan kepada ibu balita untuk selalu memperhatikan pola makan anak dan menerapkan PMT MODISCO” ujar Gusti selaku ketua tim. 
MODISCO ini merupakan jenis PMT yang dapat membantu penambahan BB balita dengan jangka waktu singkat, tim mendapat saran dari bidan desa jingah habang ulu serta puskesmas karang intan 1. Bentuk keberlanjutan dari kegiatan ini ialah dengan peran kader yang bertugas sebagai seorang educator dan advisor yang melakukan kegiatan penyuluhan setiap bulannya saat kegiatan posyandu dan melakukan pemantauan serta pemberian nasihat dan pesan kesehatan tiap minggunya kepada ibu binaan mereka, dimana tiap kader memegang 6 ibu yang akan dibina. Program ini akan selalu dilakukan monitoring dan evaluasi sampai pelaksanaan PBL III. Program intervensi ini tentu tak lepas dari peran aparat desa, Puskesmas Karang Intan I, Bidan Desa dan kader yang sangat mendukung demi keberlanjutan kegiatan intervensi ini.

9 Mei 2019

KELOMPOK 13 PBL II DESA PENYAMBARAN KEC. KARANG INTAN

MENGUBAH BAMBU MENJADI TPS 




Enam mahasiswa dari kelompok 13 program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat blusukan ke Desa Penyambaran, Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Mereka melakukan diagnosa komunitas permasalahan sampah, melakukan musyawarah bersama dengan warga desa sampai melakukan aksi dari hasil rancangan pembuatan wadah sampah beserta pemberdayaan untuk menangani permasalahan sampah yang belum tersentuh.
"Di desa berdasarkan hasil diagnosa komunitas, masih belum adanya pengelolaan sampah," ucap Utami Setyaningsih mahasiswa kesehatan masyarakat ULM angkatan 2016.
Kedatangan mereka disambut baik oleh warga di Desa Penyambaran, hal ini dapat dibuktikan dengan antusiasme warga dalam membantu mahasiswa ULM membangun wadah sampah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Desa Penyambaran yakni bambu.
Para mahasiswa juga memberikan pengetahuan melalui penyuluhan yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Penyambaran seperti yasinan, burdah, maulud dan lain sebagainya.
"Fokus memberdayakan masyarakat dan mendorong warga untuk membiasakan mengelola sampah dengan membuang sampah pada tempatnya. Serta juga mengajak warga desa Penyambaran untuk memanfaatkan potensi desa yang dimiliki untuk mengatasi masalah di Desa Penyambaran" katanya.
Bambu yang dirakit sedemikian rupa hingga menjadi tempat sampah, tiga hari waktu dibutuhkan untuk membuat tempat sampah, hingga didapatkanlah 10 tempah sampah yang akan dialokasikan di setiap RT.
Juga dilakukan penyuluhan di Sekolah Dasar dan warga Desa Penyambaran. Penyuluhan kepada siswa SD dilakukan didua sekolah, yakni sekolah Penyambaran 1 dan penyambaran 2.
Sekitar 50 siswa yang terdiri dari kelas 3 sampai kelas 6 di sekolah Penyambaran 1 diberikan penyuluhan mengenai dampak dan bahaya sampah. Terlebih sudah ada dua orang masyarakat Desa Penyambaran yang meninggal dunia karena demam berdarah.
Penyuluhan yang ditujukan kepada warga desa Desa Penyambaran juga dilakukan didua tempat yaitu di RT 2 di RT 3. Mahasiswa juga membentuk dan melatih KaLiSa, yaitu kader peduli sampah, KaLiSa ini nanti akan mengayomi dan mengajak warga Desa untuk memupuk sikap dan kepedulian warga terhadap sampah, dan 2 orang dari KaLiSa memiliki tanggung jawab untuk mengangkut sampah.
"Sayangnya mereka tidak beroperasi dalam waktu dekat ini, karena masih menunggu alat pengangkut," katanya seraya mengatakan kegiatan mahasiswa ini kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).

KELOMPOK 5 PBL II DESA LIHUNG KEC. KARANG INTAN

Tingkatkan Kualitas Air Bersih di Desa Lihung


Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2016 Fakultas Kedokteran ULM usai melakukan PBL tentang air bersih di Desa Lihung Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar.(ist)
BANJARMASIN – Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat ajak masyarakat gunakan air bersih.
 Hal tersebut dilakukan saat kegiatan intervensi Pengalaman Belajar (PBL) mengenai Sosialisasi dan Demo alat filtrasi air sederhana sebagai solusi permasalahan rendahnya kualitas air sumur di Desa Lihung Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar.
Ketua kelompok Recksy Harisandi, mengatakan dari hasil diagnosa komunitas saat PBL didapatkan permasalahan rendahnya kualitas air sumur. Dimana keluhan masyarakat air akan jernih sesaat ketika ditampung tetapi akan berubah warna menjadi kuning setelah beberapa saat, dan berbau (biasanya bau besi atau bau tanah).
“ Dari hasil penelitian  yang kami lakukan ternyata air sumur tersebut mengandung kadar zat besi yang tinggi,” ujar  Recksy  yang didampingi Ahmad Hasir, Ade olga Oktaviana, Siti Nur Asiah, Tia Indriani, Putri Muslimah dan Witia Amalia saat dihubungi di Banjarmasin, Kamis (7/2).
Jika kadar zat besi yang terlarut dalam air melebihi ambang batas, maka dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti mual, iritasi pada mata dan kul, dan jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama maka dapat merusak dinding usus.
Untuk itu mahasiswa program studi kesehatan masyarakat melakukan sosialisasi dan demo alat filtrasi air sederhana guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menggunakan air bersih.
Dalam pengolahan air bersih dengan alat filtrasi air sederhana ini dapat, mahasiswa mengajak masyarakat untuk memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan disekitar rumah, seperti spon cuci piring, sabut kelapa, ijuk, kapas, arang kayu, dan kerikil.
Diharapkan dengan adanya alat filtrasi sederhana ini, masyarakat Desa Lihung dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Menjaga air, Gunakan air bersih, menjaga kehidupan, generasi Indonesia sehat” ajak mahasiswa kepada masyarakat setempat.
Ketua RT 3 Desa Lihung, M Aidi Adhani, mengatakan sangat mendukung dan menyambut baik dengan adanya kegiatan tersebut, dan berharap pada masyarakat desa Lihung agar bisa ikut berpartisipasi dalam menjaga air bersih dilingkungannya masing-masing.


KELOMPOK 4 PBL II DESA PASAR LAMA KEC. KARANG INTAN


MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT FK ULM BERIKAN EDUKASI PERINGATAN BAHAYA MEROKOK MELALUI PENGAWAS ROKOK


Pada tanggal 9 Januari-3 Februari 2019 mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Angkatan 2016 melakukan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II di 17 Desa yang ada di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Salah satunya kelompok 4 yang melakukan PBL di Desa Pasar Lama. Kelompok 4 ini beranggotakan Fahmi Ramadhan, M. Anshori Rahman, Netty Hidayatie, Nazmi Rifkah, Rahimah Warsono Puti, Nor Azizah, Sessy Revila Mahardika.


Sebelumnya mahasiswa PSKM Angkatan 2016 telah melakukan kegiatan PBL I yaitu melakukan diagnosa komunitas dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Sehingga ditemukan beberapa masalah yang ada di Desa Pasar Lama salah satunya yaitu rokok yang disepakati oleh masyarakat untuk dicari solusi pada kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa yang diadakan oleh mahasiwa kelompok 4.

Pada PBL II ini dilakukanlah kegiatan intervensi untuk permasalahan yang telah disepekati bersama masyarakat. Masalah rokok memang ssudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat karena untuk berhenti merokok itu sangat sulit menurut pendapat sebagian besar orang yang merokok. Sehingga mahasiswa PSKM kelompok 4 mengupayakan agar setidaknya para perokok tidak merokok di dalam rumah melalui kegiatan pengawas rokok, yang mana ibu atau istri dari si perokok lah yang dijadikan sebagai pengawas rokok.  Karena untuk menghindarkan anggota keluarga dari paparan asap rokok yang dapat membahayakan kesehatan. Pengawas rokok ini diberikan lembar isian yang harus di isi setiap harinya untuk mengawasi si perokok, mengingatkan tentang bahaya merokok, mengisi batang rokok yang di isap per hari oleh perokok. Sehingga ini diharapkan dapat membuat perokok tidak lagi merokok didalam rumah atau bahkan dapat mengurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya, kalau memang sampai berhenti merokok itu akan jauh lebih baik lagi.

Selain pengawas rokok, intervensi yang dilakukan mahasiswa di Desa Pasar Lama juga pemasangan plang yang berisi peringatan bahaya merokok yang dipasang di tiga titik lokasi di Desa Pasar Lama Kecamatan Karang Intan yaitu didepan Kantor Pambakal Desa Pasar Lama, didepan mesjid dan di taman bacaan. Mahasiswa juga melakukan kegiatan penyuluhan tentang rokok kepada ibu-ibu yang menjadi pengawas rokok, yang mana dipaparkan tentang definisi rokok, jenis perokok, tipe perokok, bahaya rokok, dampak merokok dan lain-lain. Hal ini agar memudahkan pengawas untuk lebih tahu tentang rokok dan untuk mengawasi perokok.



KELOMPOK 2 PBL II DESA MANDIANGIN TIMUR KEC. KARANG INTAN

SAMPAH MENJADI BERKAH


Masalah pencemaran lingkungan akibat minimnya pengelolaan sampah,  tingginya laju timbulan sampah, serta masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat sehingga suka berperilaku membuang sampah sembarangan merupakan masalah yang pada beberapa wilayah belum teratasi. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK ULM melalui kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL), yang merupakan salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pada tanggal 9 Januari hingga 3 Februari 2019, bersama-sama dengan aparat desa dan masyarakat Desa Mandiangin Timur melaksanakan kegiatan Gerakan Masyarakat Peduli Sampah untuk membenahi pengelolaan sampah yang ada di Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.
Pada kegiatan Gerakan Masyarakat Peduli Sampah dengan tagline “Mari pilah sampah dan olah sampah menjadi berkah”, mahasiswa PSKM FK ULM didampingi oleh dosen pembimbing yaitu Ratna Setyaningrum, SKM, M.Sc, dan bekerjasama dengan pihak TPA Cahaya Kencana, melakukan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah, serta pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah. Kegiatan dilaksanakan di balai desa Mandiangin Timur, dan dihadiri aparat  desa, ibu-ibu PKK serta masyarakat desa Mandiangin Timur.
“Tujuan diadakannya kegiatan Gerakan Masyarakat Peduli Sampah di Desa Mandiangin Timur ini adalah untuk meningkatan pengetahuan masyarakat   mengenai pengelolaan sampah dan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, sampah bukanlah masalah namun dapat menjadi berkah apabila dikelola dengan baik dan benar. Selain itu dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat memilah sampah mulai dari sumbernya dan mampu mengolah sampah secara mandiri sehingga mengurangi volume sampah yang dibuang, mencegah dampak sampah serta lingkungan menjadi lebih asri.” Ujar Winda salah satu mahasiswa PSKM FK ULM.
Sejalan dengan adanya kegiatan PBL oleh mahasiswa PSKM FK ULM melalui Gerakan Masyarakat Peduli Sampah ini diharapkan dapat menjadi program yang berkelanjutan dan hal tersebut didukung dengan adanya komitmen dari pemerintah Desa Mandiangin Timur bahwa sampah bukanlah masalah. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Budi Wahono, selaku kepala Desa Mandiangin Timur.


KELOMPOK 2 (DESA MANDIANGIN TIMUR) 

1.      M. ADRIANADI RAMADHAN (1610912310030)
2.      MUHAMMAD RIZKY F (1610912310031)
3.      MUTIA ARDIYANTI (1610912120022)
4.      NURWINDA ADZELLIN (1610912220026)
5.      PUTERI RAHMANIAR (1610912220027)
6.      PUTRI MICHIKO SARI DEWI (1610912220028)
7.      WAHDI HABIBIE (I1A113279)

KELOMPOK 10 PBL II DESA MANDIANGIN BARAT KEC. KARANG INTAN


MARI KITA SAMA-SAMA CEGAH PENYAKIT ISPA


Mandiangin Barat –Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat tengah melakukan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 2 terkait intervensi yang sudah di dapat saat  Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 1 yaitu terkait Rapepa (Gerakan Pencegahan Ispa) Melalui Penyuluhan Dan Edukasi Rumah Sehat Dengan Kader Ispa Di Desa Mandiangin Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Selasa (28/1). Mereka yang beranggotakan M.Irfan Abdillah, Erna Sari Noorjannah, Eva Dwi Kurnia, Handryati, Maya Anggelina, Nadia Kamila, dan Dhea Rinanda Putri yang bekerjasama dengan Puskesmas Karang Intan 2, Aparat dan masyarakat Desa Mandiangin Barat.
                 Mahasiswa mengatakan, dari hasil diagnosa komunitas saat PBL 1 di dapat masalah penyakit ISPA tertinggi di Desa Mandiangin Barat, adapun intervensi yang mereka lakukan adalah: penyuluhan dini ke sekolah, penyuluhan kepada masyarakat, edukasi rumah sehat, pembuatan kader ISPA, dan membuat tanaman obat untuk pencegahan penyakit ISPA. Mahasiswa melakukan kegiatan intervensi itu dilakukan dari tanggal 16-31 Januari 2019. Ujarnya
                Kepala Puskesmas Karang Intan 2 Ridha Husni mengatakan, penyakit ISPA selalui menempati 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Karang Intan 2 dan di Desa Mandiangin Barat pun cukup banyak yang menderita penyakit ISPA. Kondisi lingkungan di Desa Mandiangin Barat sehingga bisa menyebab penyakit ISPA yaitu tingginya angka perokok,  debu karena di Desa Mandiangin Barat ini merupakan jalan lintas sektor provinsi dan ini bias mempercepat terjadinya penyakit ISPA. Disamping penyakit ISPA ini ditularkan 80% oleh virus, jika orang tersebut batuk atau bersin tanpa menutup mulutnya itu bias menularkan ke orang lain, selain itu ada juga masyarakat yang sering membakar sampah. Itu adalah factor-faktor yang menyebabkan penyakit ISPA. Ujarnya
                Kepala Desa Mandingin Barat Abdul Jebbar mengatakan, bahwa penyebab dari penyakit ISPA itu sendiri adalah polusi udara. Adapun antipasti untuk mencegah penyakit ISPA itu dengan selalu membersihkan lingkungan setiap satu minggu sekali. Ujarnya
                Menurut ibu Sri Aguswahyuni mengatakan, dengan adanya tanaman obat yang dilakukan oleh mahasiswa PSKM FK ULM ini sangat membantu untuk pencegahan penyakit ISPA karena untuk pengobatan masyarakat yang terkena dari pada ke Puskesmas lebih baik membuat obat sendiri, tidak banyak mengeluarkan banyak biaya apalagi dengan penghasilan yang pas-pas an. Ujarnya.
Bagaimana cara pencegahan penyakit ISPA secara dini ? pertanyaan ini dilemparkan oleh mahasiswa kepada masyarakat yang berhadir saat penyuluhan; 1) Menerapkan kebiasaan mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas; 2) Hindari menyentuh bagian wajah terutama dibagian yang memungkin penyebaran ISPA lebih mudahs seperti mulut, hidung dan mata agar anda terlindungi dari virus.3) Hindari dari polusi udara; 4) Tidak merokok didalam rumah; 5)Membuat tanaman obat untuk pencegahan ISPA; 6)Biasakan gunakan tisu atau penutup yang bersih untuk menutupi bibir dan hidung saat bersin atau batuk; dan 7) kondisi rumah tetap sehat.
Pencegahan penyakit ISPA dapat diterapkan melalui membuatan tanaman obat melalui pelatihan penanaman tanaman obat kepada masyarakat Desa Mandiangin Barat yang dilakukan oleh mahasiswa PSKM dan pihak terkait, agar masyarakat dapat mengatasi dan menurunkan angka keskitan penyakit ISPA “Mari kita sama-sama cegah ISPA”



KELOMPOK 14 PBL II DESA JINGAH HABANG ILIR KEC. KARANG INTAN



Sosialisasi Ajak Masyarakat Jangan BAB ke Sungai 



Mahasiswa program studi kesehatan masyarakat FK ULM kelompok 14 sosialisasi bahaya BAB ke sungai kepada warga Desa Jingah Habang Ilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar.

JINGAH HABANG ILIR– Permasalahan penyaluran atau pembuangan tinja ke sungai menjadi salah satu momok masalah yang masih berkembang di masyarakat khususnya di Desa Jingah Habang Ilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar.
Hal tersebut ditemukan setelah mahasiswa program studi kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) kelompok 14 melakukan PBL ke Desa Jingah Habang Ilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar tersebut.
“Tujuan kegiatan yang kami lakukan adalah untuk meningkatkan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam penyaluran tinja atau  buang air besar (BAB) jangan ke sungai ” ujar  Ketua Kelompok 14, M. Aburizal B yang didampingi Nuansa Abdi S, Marni, Nur Ramadhayanti P, Nur Aidha Apriliyanti dan Nurul Hafijah.
Bersama warga, tim ini menyepakati untuk melaksanakan sosialisasi berupa “Pembuatan Media Informasi berupa spanduk dan papan plang” yang dimana isinya berisi ajakan untuk menjaga lingkungan sungai.
Dan dilaksanakan juga kegiatan lainnya yakni penyuluhan ke SD Jingah Habang Ilir mengenai pentingnya menjaga lingkungan sungai dan dampak dari pembuangan tinja ke sungai, lalu juga dilaksanakan penyuluhan kesehatan oleh pihak Puskesmas Karang Intan 1 yang menyampaikan tentang jamban sehat dan saluran pembuangan tinja yang berstandar.
Dilanjutkan penyuluhan oleh tim mengenai pentingnya menjaga lingkungan sungai dan dampak dari pembuangan tinja kesungai. Setelah penyuluhan dilakukan pembentukan kader yang diberi nama Kader LINGAI (Peduli sungai).
“Bentuk keberlanjuan dari kegiatan ini adalah dengan peran kader sebagai educator dan pembimbing bagi rumah tangga yang masih menyalurkan pembuangan tinja ke sungai dengan memberikan penyuluhan setiap bulannya dengan datang ke rumah-rumah dan memberikan pesan-pesan kesehatan, dimana jumlah kader ada 9 orang dengan tiap kader memegang 5-6 Rumah Tangga yang akan dibimbing,” jelasnya.
Kaur Lingkungan Desa Jingah Habang Ilir, Fahrurraji, mengapresiasi dengan kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa PBL Kesehatan Masyarakat ULM, ia berterimakasih karena mahasiswa telah membantu dalam menangani permasalahan lingkungan berupa penyaluran tinja kesungai yang ada selama ini ditengah-tengah masyarakat Jingah Habang Ilir.
“Saya berharap kegiatan ini bisa diteruskan kembali, agar masyarakat bisaa mendapatkan pengetahuan lebih mengenai dampak menyalurkan tinja kesungai dan bisa perlahan merubah kebiasaan dengan tidak lagi BAB atau menyalurkan pembuangan tinja kesungai,” ujarnya.
Kasi Pemerintahan Desa Jingah Habang Ilir, Fathurrahman mengatakan jangan bosan memberi pengetahuan dan nasehat kepada masyarakat. “Kami siap membantu mahasiswa dan kegiatannya yang memberikan manfaat buat masyarakat Jingah Habang Ilir,” ujarnya.
Program ini akan selalu dilakukan monitoring dan evaluasi sampai pelaksanaan PBL III.  Kegiatan ini tak lepas dari peran aparat desa, Puskesmas Karang Intan 1, kader dan masyarakat desa yang sangat mendukung demi keberlanjtan kegiatan ini.
“Maka dari itu ayo kita sayangi lingkungan sungai kita dengan tidak Mandi, Mencuci, memasak juga Buang Air Besar disungai Mari kita rubah perilaku dari diri sendiri, keluarga lalu masyarakat sekitar untuk kehidupan lebih baik,” harapnya.


KELOMPOK 1 PBL II DESA PADANG PANJANG KEC. KARANG INTAN



Banyak Remaja Putri Desa Tak Konsumsi TTD, Menggugah Kedokteran ULM Bentuk Kader `Ceria’
Selasa, 05 Februari 2019
Banjarmasin, KP – Banyak remaja putri, khususnya di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, tak konsumsi TDD (Tablet Tambah Darah) dengan berbagai alasan.
TTD sendiri adalah sumplemen zat besi yang wajib dikonsumsi seminggu 1 tablet oleh remaja putri yang sudah mengalami menstruasi.
Tentunya untuk menghinproduktivitas, menurunkan konsentrasi belajar, dan parahnya resiko jangka panjang yang akan terjadi apabila remaja putri sudah mengalami kehamilan akan berdampak pada bayi yang dikandungnya.
Seperti keguguran, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) yang akan berdampak pada perkembangan anak.
Itulah hasil deteksi awal dan wawancara dilakukan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) angkatan 2016 yang melakukan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL-2).
“Ya, akhirnya kami membentuk suatu kader Ceria (Cegah Remaja Anemia) sejak dini.
Dimana kader akan memantau apakah remaja putri disana meminum tablet tambah darah,’’ kata Ketua Kelompok 1, Alpiannor.
Ia katakan, sebenarnya Fakultas Kedokteran ULM, yang terjun ke lapangan semua ada 17 kelompok menyebar di 17 desa di Kecamatan Karang Intan.
“Itu dilakukan di bawah tanggungjawab Ibu Nita Pujianti S.Farm. Apt. MPH selaku UP PBL dan beberapa Staf Program Studi Kesehatan Masyarakat,’’ ujarnya, Selasa (4/2).
Untuk kelompoknya, Cindana Amalia Paramitha, Ninda Maulina, Aulia Ulfa, Gt Mitha Zainoriyanti, Aulia Rizky Maulida dan Annisa Aulia Nafarin.
Semua melakukan PBL di Desa Padang Panjang
“Kegiatan dilakukan dalam rangka intervensi yang sudah dilakukan pada PBL 1.
Semua dilaksanan dari 9 Januari lalu hingga penyuluhan, 20 Januari 2019.
Intervensi dilanjutkan 24 Januari di Madrasah Hidayatul Mutta’alimim.
Dan melakukan door to door ke rumah remaja putri, 25 Januari.
Dikatakan, sejak ke lapangan ketika itu, terkait proses komunitas sendiri deteksi awal masalah dimana merencanakan survei secara rinci.
“Kemudian kami melakukan persiapan seperti kuesioner terdiri dari bagaimana keadaan di rumah tangga dan bagaimana keadaan kesehatan atau pun pencegahan kesehatan di desa tersebut,’’ tambah Alpiannor didampingi Ninda Maulida dan Cindana Amalia Paramitha, yang sebelumnya datang ke redaksi {[KP]}.
Pada musyawarah masyarakat desa, kelompoknya sudah mendapatkan permasalahan yang ada di desa tersebut, dan masyarakat bermufakat untuk masalah mana yang mau dipecahkan.
“Karena banyak remaja putri disana banyak yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah dengan berbagai alasan, jelasnya lagi.
Sisi lain Kader `Ceria’ akan memantau soal konsumsi tablet tambah darah.
Sekaligus pula semua itu selaras Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013, upaya kesehatan dan gizi diprioritaskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tentunya ia katakan, melalui intervensi spesifik dan sensitif  antara lain terintegrasi dengan program penanggulangan anemia kepada kelompok sasaran Rematri (Remaja Putri) dan WUS (Wanita Usia Subur).
“Waktu melakukan intervensi, seperti penyuluhan dihadiri pula Bisan Desa Padang, Nor Fatimah Amd yang membantu dalam memberikan materi mengenai menstruasi.
Kemudian, Rusmiansyah Kepala Desa Padang Panjang dan remaja putri setempat.
“Kami juga memelakukan pemeriksaan kadar Hb dan pemberian TTD gratis dengan yang hadir saat itu remaja putri sebanyak 45 orang, dan kami berterimaksih ada semua pihak’’ ucap Ninda Maulida dan Cindana Amalia Paramitha lagi.
Kegiatan seperti itu katanya akan berlanjut pada bulan Agustus 2019, dimana melakukan evaluasi terhadap program yang telah di lakukan di desa tersebut. (K-2)
Bagikan >> Kalimantan Post - Asli Koran Banua

KELOMPOK 12 PBL II DESA SUNGAI LANDAS KEC. KARANG INTAN


Cegah Gizi Kurang, Mahasiswa PSKM FK-ULM adakan Pos Gizi.



Masalah gizi kurang pada balita secara langsung disebabkan oleh anak tidak mendapatkan cukup asupan makanan yang mengandung gizi. Untuk meningkatkan status gizi pada balita mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK ULM Kelompok 12 yang terdiri dari Farid Ilham Muddin, Gina Ayu Septia Rahman, Elly Rahmah, Etika Safitri, Najwa Syauqiyah,  Narlin dan Noor Wiranita Hidayah melakukan kegiatan intervensi pada Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 2 yang bekerjasama dengan Puskesmas Karang Intan 2.

Kegiatan intervensi yang dilakukan berupa program Pos Gizi Masyarakat (POSGIAT) dengan pendekatan Positive Deviance (PD) di Desa Sungai Landas Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran ibu terkait pentingnya gizi pada balita dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada. Kegiatan intervensi ini dilakukan selama 1 bulan dengan fokus kepada ibu balita. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa bersama dengan ahli gizi melakukan serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan kesehatan tentang pola asuh dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), demo memasak dan pelatihan kader.

Kurang gizi pada balita akan berdampak pada pertumbuhan fisik maupun mental, gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi, menghambat prestasi belajar, timbulnya kecacatan dan tingginya angka kesakitan, serta kematian. Ahli gizi puskesmas karang intan 2 berharap dengan adanya program intervensi ini masyarakat sadar akan pentingnya gizi pada balita terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.

“Kami berharap dengan adanya program intervensi Pos Gizi ini desa Sungai Landas bebas dari masalah gizi kurang dan jangan lupa datang ke Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita setiap bulan.” tutur Farid Ilham Muddin selaku ketua kelompok.

KELOMPOK 6 PBL II DESA SUNGAI ASAM KEC. KARANG INTAN


Mahasiswa PSKM FK ULM membentuk Komunitas Peduli Sampah untuk rubah sampah menjadi berguna
 Desa Sungai Asam- Mahasiswa program studi Kesehatan Masya­rakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambang Mangkurat (ULM) Banjarbaru bersama warga melakukan kegiatan pengelolaan sampah dengan membentuk Komunitas Peduli Sampah di Desa Sunga Asam Kecamatan Karang Intan Kabu­paten Banjar.

Selain bersama warga, maha­siswa PBL program studi kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini juga be­kerjasama dengan Puskesmas Karang Intan II untuk memberikan edukasi terkait pengelolaan sampah guna menambah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat di Desa Sungai Asam.
Muhammad Fajar Readi maha­siswa PBL kelompok enam Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM Banjarbaru ini mengatakan, salah satu kegiatan yang dilakukan ialah pembuatan kerajinan dari sampah atau barang bekas yang tidak terpakai. “Tujuan yang kami lakukan untuk membantu kemandirian masyarakat guna memanfaatkan barang yang tidak terpakai agar lebih berguna dan memiliki harga.” ujar Muhammad Fajar Readi, Sabtu (2/2) sore. Sebelumnya, mhasiswa bersama anak-anak di Desa Sungai Asam bekerjasama dengan pengurus Komunitas Peduli Sampah mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan.
Intervensi kegiatan pembuatan kera­jinan dari sampah ini dilaksanakan di rumah Sekretaris Desa Sungai Asam Kabupaten Banjar. Kegia­tan dihadiri oleh anggota PKK, Karang Taruna dan Aparat Desa setempat. Selain pemberdayaan masyarakat dengan mengolah sampah mahasiswa juga bekerjasama dengan pihak Puskesmas Karang Intan II dan TPA Cahaya Kencana Karang Intan Kabu­paten Banjar untuk memberikan edukasi mengenai pengolahan sampah baik untuk menjadi kerajinan hingga pupuk kompos. 

                                         Gambar. Pelatihan Pembuatan Kerajinan



Gambar. Penyuluhan Pembuatan Kompos


Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Kelompok 6 yakni Muhammad Fajar Readi selaku Ketua Kelompok.Sebab sampai saat ini sampah yang dibuang masyarakat masih banyak yang tidak dimanfaatkan dengan baik, padahal sampah tersebut kalau di olah dengan baik akan menghasilkan dan sangat berharga sekali. Contohnya seperti sampah plastik dan lainnya dapat dibuat berbagai macam kerajinan,begitu juga dengan sampah yang dapat di daur ulang akan bisa dengan baik dijadikan pupuk untuk tanaman. “Saya bersama teman-reman berharap masyarakat bisa men­gem­­bangkan pengolahan sampah menjadi berharga” harapnya.
Mahasiswa juga menegaskan untuk tidak membuang sampah sembarangan, namun sampah perlu juga diolah men­jadi sesuatu yang berharga baik bagi diri sendiri maupun orang­lain. Aparat desa bisa mengem­bangkan pengolahan sampah tersebut dengan meman­faatkan sampah dengan baik pula.
Sementara itu, Sekretaris Desa Sungai Asam, Waliudin meng­apreasiasi dengan kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa PBL Kesehatan Masyarakat ULM Banjarbaru dalam mengolah sampah menjadi sesuatu yang berharga bagi masyarakatnya. Ia berterimakasih karena mahasiswa telah membantu permasalahan yang ada selama ini di tengah-tengah masyarakat setempat. Sampah menjadi perhatian khusus warganya.“Saya berharap kegiatan seperti ini agar bisa diteruskan kembali, agar masyarakat bisa mendapat pengetahuan tentang sampah yang dapat dirubah menjadi sesuatu yang ber­harga,­”ujarnya.

 
Copyright © 2016 HIMA KESMAS ULM
Design by ICT HIMA PSKM |