MARI
KITA SAMA-SAMA CEGAH PENYAKIT ISPA
Mandiangin
Barat –Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat tengah melakukan kegiatan Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) 2 terkait intervensi yang sudah di dapat saat Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 1 yaitu
terkait Rapepa (Gerakan Pencegahan Ispa)
Melalui Penyuluhan Dan Edukasi Rumah Sehat Dengan Kader Ispa Di Desa Mandiangin
Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Selasa (28/1). Mereka yang
beranggotakan M.Irfan Abdillah, Erna Sari Noorjannah, Eva Dwi Kurnia,
Handryati, Maya Anggelina, Nadia Kamila, dan Dhea Rinanda Putri yang
bekerjasama dengan Puskesmas Karang Intan 2, Aparat dan masyarakat Desa
Mandiangin Barat.
Mahasiswa mengatakan, dari hasil diagnosa
komunitas saat PBL 1 di dapat masalah penyakit ISPA tertinggi di Desa
Mandiangin Barat, adapun intervensi yang mereka lakukan adalah: penyuluhan dini
ke sekolah, penyuluhan kepada masyarakat, edukasi rumah sehat, pembuatan kader
ISPA, dan membuat tanaman obat untuk pencegahan penyakit ISPA. Mahasiswa
melakukan kegiatan intervensi itu dilakukan dari tanggal 16-31 Januari 2019. Ujarnya
Kepala
Puskesmas Karang Intan 2 Ridha
Husni mengatakan, penyakit ISPA selalui menempati 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Karang Intan 2 dan di Desa Mandiangin Barat pun cukup banyak yang
menderita penyakit ISPA. Kondisi lingkungan di Desa Mandiangin Barat sehingga
bisa menyebab penyakit ISPA yaitu tingginya angka perokok, debu karena di Desa Mandiangin Barat ini
merupakan jalan lintas sektor provinsi dan ini bias mempercepat terjadinya
penyakit ISPA. Disamping penyakit ISPA ini ditularkan 80% oleh virus, jika
orang tersebut batuk atau bersin tanpa menutup mulutnya itu bias menularkan ke
orang lain, selain itu ada juga masyarakat yang sering membakar sampah. Itu
adalah factor-faktor yang menyebabkan penyakit ISPA. Ujarnya
Kepala
Desa Mandingin Barat Abdul Jebbar mengatakan, bahwa penyebab dari penyakit ISPA
itu sendiri adalah polusi udara. Adapun antipasti untuk mencegah penyakit ISPA
itu dengan selalu membersihkan lingkungan setiap satu minggu sekali. Ujarnya
Menurut
ibu Sri Aguswahyuni mengatakan, dengan adanya tanaman obat yang dilakukan oleh
mahasiswa PSKM FK ULM ini sangat membantu untuk pencegahan penyakit ISPA karena
untuk pengobatan masyarakat yang terkena dari pada ke Puskesmas lebih baik
membuat obat sendiri, tidak banyak mengeluarkan banyak biaya apalagi dengan
penghasilan yang pas-pas an. Ujarnya.
Bagaimana cara pencegahan
penyakit ISPA secara dini ? pertanyaan ini dilemparkan oleh mahasiswa kepada
masyarakat yang berhadir saat penyuluhan; 1) Menerapkan kebiasaan mencuci
tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas; 2) Hindari menyentuh
bagian wajah terutama dibagian yang memungkin penyebaran ISPA lebih mudahs
seperti mulut, hidung dan mata agar anda terlindungi dari virus.3) Hindari dari
polusi udara; 4) Tidak merokok didalam rumah; 5)Membuat tanaman obat untuk
pencegahan ISPA; 6)Biasakan gunakan tisu atau penutup yang bersih untuk
menutupi bibir dan hidung saat bersin atau batuk; dan 7) kondisi rumah tetap
sehat.
Pencegahan
penyakit ISPA dapat diterapkan melalui membuatan tanaman obat
melalui pelatihan penanaman tanaman obat kepada masyarakat Desa Mandiangin
Barat yang dilakukan oleh mahasiswa PSKM dan pihak terkait, agar masyarakat
dapat mengatasi dan menurunkan angka keskitan penyakit ISPA “Mari kita sama-sama cegah ISPA”