MENGUBAH BAMBU MENJADI TPS
Enam mahasiswa dari kelompok 13 program Studi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat blusukan ke Desa
Penyambaran, Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Mereka melakukan diagnosa komunitas permasalahan sampah,
melakukan musyawarah bersama dengan warga desa sampai melakukan aksi dari hasil
rancangan pembuatan wadah sampah beserta pemberdayaan untuk menangani permasalahan
sampah yang belum tersentuh.
"Di desa berdasarkan hasil diagnosa komunitas, masih
belum adanya pengelolaan sampah," ucap Utami Setyaningsih mahasiswa
kesehatan masyarakat ULM angkatan 2016.
Kedatangan mereka disambut baik oleh warga di Desa Penyambaran,
hal ini dapat dibuktikan dengan antusiasme warga dalam membantu mahasiswa ULM
membangun wadah sampah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Desa
Penyambaran yakni bambu.
Para mahasiswa juga memberikan pengetahuan melalui
penyuluhan yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di
Desa Penyambaran seperti yasinan, burdah, maulud dan lain sebagainya.
"Fokus memberdayakan masyarakat dan mendorong warga
untuk membiasakan mengelola sampah dengan membuang sampah pada tempatnya. Serta
juga mengajak warga desa Penyambaran untuk memanfaatkan potensi desa yang
dimiliki untuk mengatasi masalah di Desa Penyambaran" katanya.
Bambu yang dirakit sedemikian rupa hingga menjadi tempat
sampah, tiga hari waktu dibutuhkan untuk membuat tempat sampah, hingga
didapatkanlah 10 tempah sampah yang akan dialokasikan di setiap RT.
Juga dilakukan penyuluhan di Sekolah Dasar dan warga Desa
Penyambaran. Penyuluhan kepada siswa SD dilakukan didua sekolah, yakni sekolah
Penyambaran 1 dan penyambaran 2.
Sekitar 50 siswa yang terdiri dari kelas 3 sampai kelas 6 di
sekolah Penyambaran 1 diberikan penyuluhan mengenai dampak dan bahaya sampah.
Terlebih sudah ada dua orang masyarakat Desa Penyambaran yang meninggal dunia
karena demam berdarah.
Penyuluhan yang ditujukan kepada warga desa Desa Penyambaran
juga dilakukan didua tempat yaitu di RT 2 di RT 3. Mahasiswa juga membentuk dan
melatih KaLiSa, yaitu kader peduli sampah, KaLiSa ini nanti akan mengayomi dan
mengajak warga Desa untuk memupuk sikap dan kepedulian warga terhadap sampah,
dan 2 orang dari KaLiSa memiliki tanggung jawab untuk mengangkut sampah.
"Sayangnya mereka tidak beroperasi dalam waktu dekat
ini, karena masih menunggu alat pengangkut," katanya seraya mengatakan
kegiatan mahasiswa ini kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).