Banyak Remaja Putri Desa Tak Konsumsi TTD, Menggugah
Kedokteran ULM Bentuk Kader `Ceria’
Selasa, 05 Februari
2019
Banjarmasin,
KP – Banyak remaja putri, khususnya di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang
Intan Kabupaten Banjar, tak konsumsi TDD (Tablet Tambah Darah) dengan berbagai
alasan.
TTD
sendiri adalah sumplemen zat besi yang wajib dikonsumsi seminggu 1 tablet oleh
remaja putri yang sudah mengalami menstruasi.
Tentunya
untuk menghinproduktivitas, menurunkan konsentrasi belajar, dan parahnya resiko
jangka panjang yang akan terjadi apabila remaja putri sudah mengalami kehamilan
akan berdampak pada bayi yang dikandungnya.
Seperti
keguguran, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) yang akan berdampak pada perkembangan
anak.
Itulah
hasil deteksi awal dan wawancara dilakukan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) angkatan 2016 yang
melakukan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL-2).
“Ya,
akhirnya kami membentuk suatu kader Ceria (Cegah Remaja Anemia) sejak dini.
Dimana
kader akan memantau apakah remaja putri disana meminum tablet tambah darah,’’
kata Ketua Kelompok 1, Alpiannor.
Ia
katakan, sebenarnya Fakultas Kedokteran ULM, yang terjun ke lapangan semua ada
17 kelompok menyebar di 17 desa di Kecamatan Karang Intan.
“Itu
dilakukan di bawah tanggungjawab Ibu Nita Pujianti S.Farm. Apt. MPH selaku UP
PBL dan beberapa Staf Program Studi Kesehatan Masyarakat,’’ ujarnya, Selasa
(4/2).
Untuk
kelompoknya, Cindana Amalia Paramitha, Ninda Maulina, Aulia Ulfa, Gt Mitha
Zainoriyanti, Aulia Rizky Maulida dan Annisa Aulia Nafarin.
Semua
melakukan PBL di Desa Padang Panjang
“Kegiatan
dilakukan dalam rangka intervensi yang sudah dilakukan pada PBL 1.
Semua
dilaksanan dari 9 Januari lalu hingga penyuluhan, 20 Januari 2019.
Intervensi
dilanjutkan 24 Januari di Madrasah Hidayatul Mutta’alimim.
Dan
melakukan door to door ke rumah remaja putri, 25 Januari.
Dikatakan,
sejak ke lapangan ketika itu, terkait proses komunitas sendiri deteksi awal
masalah dimana merencanakan survei secara rinci.
“Kemudian
kami melakukan persiapan seperti kuesioner terdiri dari bagaimana keadaan di
rumah tangga dan bagaimana keadaan kesehatan atau pun pencegahan kesehatan di
desa tersebut,’’ tambah Alpiannor didampingi Ninda Maulida dan Cindana Amalia
Paramitha, yang sebelumnya datang ke redaksi {[KP]}.
Pada
musyawarah masyarakat desa, kelompoknya sudah mendapatkan permasalahan yang ada
di desa tersebut, dan masyarakat bermufakat untuk masalah mana yang mau
dipecahkan.
“Karena
banyak remaja putri disana banyak yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah
dengan berbagai alasan, jelasnya lagi.
Sisi
lain Kader `Ceria’ akan memantau soal konsumsi tablet tambah darah.
Sekaligus
pula semua itu selaras Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang tertuang
pada Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013, upaya kesehatan dan gizi
diprioritaskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tentunya
ia katakan, melalui intervensi spesifik dan sensitif antara lain
terintegrasi dengan program penanggulangan anemia kepada kelompok sasaran
Rematri (Remaja Putri) dan WUS (Wanita Usia Subur).
“Waktu
melakukan intervensi, seperti penyuluhan dihadiri pula Bisan Desa Padang, Nor
Fatimah Amd yang membantu dalam memberikan materi mengenai menstruasi.
Kemudian,
Rusmiansyah Kepala Desa Padang Panjang dan remaja putri setempat.
“Kami
juga memelakukan pemeriksaan kadar Hb dan pemberian TTD gratis dengan yang
hadir saat itu remaja putri sebanyak 45 orang, dan kami berterimaksih ada semua
pihak’’ ucap Ninda Maulida dan Cindana Amalia Paramitha lagi.
Kegiatan
seperti itu katanya akan berlanjut pada bulan Agustus 2019, dimana melakukan
evaluasi terhadap program yang telah di lakukan di desa tersebut. (K-2)
Bagikan >>
Kalimantan Post - Asli Koran Banua