LOGO HIMA
TERBARU

9 Mar 2017

[Kegiatan PBL 2 Kelompok 1 Desa Astambul Seberang] AJARKAN WARGA MENGELOLA SAMPAH



PBL KESMAS KEDOKTERAN UNLAM
AJARKAN WARGA MENGELOLA SAMPAH

Banjar - Permasalahan sampah di Kabupaten Banjar, ternyata berusaha dipecahkan mandiri oleh warga di Desa Astambul seberang, Kecamatan Astambul, Kabupaten banjar. Bermodal gerobak sampah pinjaman desa dan tempat sampah sederhana, warga mampu memilah sampah dan mengubahnya menjadi pupuk.



Senin, 30 Januari 2017, kelompok 1 PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru telah melaksanakan salah satu kegiatan Intervensi yaitu Penyuluhan Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga. Kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan ibu rumah tangga yang inovatif dengan memanfaatkan sampah dapur organik dan sampah anorganik. Penyuluhan ini diisi oleh Ir H Ismet Aliuddin dari komunitas green and clean Banjarbaru sebagai pemateri. Materi yang diberikan pada penyuluhan yaitu tentang sampah, pengelolaan sampah dan metode pengomposan keranjang takakura, disertai dengan praktek metode pengomposan keranjang takakura dan keterampilan dari sampah. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga desa Astambul seberang. Kegiatan ini dimulai pukul 14.00 s.d 17.00 WITA. Tempat penyuluhan dan pengolahannya berada di Balai Desa Astambul seberang. Selain dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga, kegiatan ini juga dihadiri oleh para aparatur desa dan Bidan Desa.
Bagi sejumlah orang, nama Takakura mungkin tidak asing. Tapi bagi yang belum mengetahuinya, keranjang Takakura adalah metode pengolahan sampah organik di rumah tangga tanpa perlu khawatir bau atau menyita waktu Anda. Keranjang kompos Takakura merupakan satu metode pengomposan hasil penelitian seorang ahli bernama Mr. Koji Takakura dari Jepang. Pada awalnya Mr. Takakura melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistim pengolahan sampah organik yang cocok selama kurang lebih setahun. Keranjang ini disebut masyarakat sebagai keranjang sakti karena kemampuannya mengolah sampah organik sangat baik. Keranjang sakti Takakura adalah suatu alat pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga, yang menarik dari keranjang Takakura adalah bentuknya yang praktis, bersih dan tidak berbau, sehingga sangat aman digunakan di rumah. 

Selain teori yang dipaparkan, juga pembuatan pupuk organik ini dipraktikan langsung oleh sang narasumber serta para audien yang terjun langsung dalam pembuatannya.











      Adapun warga sangat mengapresiasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan tersebut sehingga aktif dan antusias mengikuti rangkaian kegiatan sampai berakhirnya kegiatan intervensi dengan penyerahan plakat sebagai bentuk penghargaan kepada warga desa Astambul seberang yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
      Mengingat semakin besarnya timbulan sampah yang dihasilkan, menjadikan permasalahan sampah semakin rumit karena manajemen pengelolaan sampah yang tidak baik. Mulai dari permasalahan tempat penampungan sementara, pengumpulan, pengangkutan sampai pada tempat pembuangan akhir dan pengolahan. Hal ini dikarenakan tidak adanya tempat sampah organik dan non organik juga pengangkutan sampah menuju desa yang terkendala akses jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan roda empat atau kendaraan besar lainnya. Serta distribusi yang tidak merata dimana TPS berupa tong-tong/drum maupun bak amroll hanya terletak di jalur utama sehingga cukup jauh untuk dicapai oleh masyarakat. Jadi, lebih mudah bagi masyarakat membuang sampah ke parit/sungai.
Salah satu cara dalam mengurangi timbunan sampah organik agar tidak mencemari tanah, air maupun udara adalah dengan cara pengomposan. Metode pengomposan merupakan salah satu cara mengolah sampah organik menjadi pupuk. Dan pemanfatan sampah organik yang berupa kompos bisa menjadi salah satu solusi/upaya kita sebagai anggota masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi timbunan sampah, yang akhirnya berdampak pada pengurangan pencemaran pada tanah.
       Pengelolaan sampah ibarat dua sisi mata uang. Satu sisi bisa menguntungkan, tetapi disisi lain juga bisa merugikan. Jika pengelolaannya baik, sampah bisa menjadi sarana penghijauan bagi lingkungan dan mendatangkan rezeki bagi pengelolanya. Sebaliknya, jika pengelolaan buruk, sampah bisa mendatangkan musibah seperti banjir atau longsor. Rencananya Kabupaten Banjar akan menerapkan konsep desa hijau. Konsep tersebut yakni Pemilahan sampah, Pembuatan kompos, Pembentukkan Bank sampah dan Daur ulang sampah dengan membuat keterampilan dari sampah non organik yang identik dengan program 4R (Reduce, Reuse, Recycling dan Replant). Dengan kata lain, sampah yang dihasilkan masyarakat di desa hanya 20% yang tersalurkan ke TPA berupa sampah residu. Sedangkan 80 % sisanya dapat dimanfaatkan kembali agar dapat menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.


About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.
 
Copyright © 2016 HIMA KESMAS ULM
Design by ICT HIMA PSKM |