LOGO HIMA
TERBARU

5 Jul 2014

Re-Post: Hikmah di Balik Puasa Ramadhan

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Berikut adalah beberapa hikmah di balik puasa Ramadhan yang kami sarikan dari beberapa kalam ulama, dikutip dari situs http://muslim.or.id/ramadhan/hikmah-di-balik-puasa-ramadhan.html. Semoga bermanfaat.

1. Menggapai Derajat Takwa
Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183). Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa dan puasa adalah sebab meraih derajat yang mulia ini. Hal ini dikarenakan dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut.

Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan istri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat condong dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.

Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah.

Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Dan ketaatan merupakan jalan untuk menggapai takwa.[1] Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa.

2. Hikmah di Balik Meninggalkan Syahwat dan Kesenangan Dunia

Di dalam berpuasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah. Dalam hadits qudsi[2], Allah Ta’ala berfirman,

يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

“Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”.[3]

Di antara hikmah meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia ketika berpuasa adalah:

Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika  berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan.

Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah. Oleh karena itu, apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.

Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya  pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu.

Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah. Sedangkan setan berada pada jalan darahnya manusia. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ

“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.”[4] Jadi puasa dapat menenangkan setan yang seringkali memberikan was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian.[5]

3. Mulai Beranjak Menjadi Lebih Baik

Di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”[6]

Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah), dari berbagai perkaataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang sia-sia.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”[7]

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.”[8] Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.[9] Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita[10] atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.[11]

Oleh karena itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya setiap insan menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya karena dia sudah ditempa di madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat. Orang yang dulu malas-malasan shalat 5 waktu seharusnya menjadi sadar dan rutin mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah shalat Jama’ah bagi kaum pria, hendaklah pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid sebagaimana rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan. Begitu pula dalam bulan Ramadhan banyak wanita muslimah yang berusaha menggunakan jilbab yang menutup diri dengan sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya hal ini tetap dijaga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

“(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.”[12]

Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu tertentu saja. Jadi, ibadah shalat 5 waktu, shalat jama’ah, shalat malam, gemar bersedekah dan berbusana muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman. Namun sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja.”

Ingatlah pula pesan dari Ka’ab, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lantas terbetik dalam hatinya bahwa setelah lepas dari Ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).”[13]

4. Kesempatan untuk Saling Berkasih Sayang dengan Si Miskin dan Merasakan Penderitaan Mereka

Puasa akan menyebabkan seseorang lebih menyayangi si miskin. Karena orang yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebagian waktunya. Keadaan ini pun ia rasakan begitu lama. Akhirnya ia pun bersikap lemah lembut terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka. Dengan sebab inilah ia mendapatkan balasan melimpah dari sisi Allah.

Begitu pula dengan puasa seseorang akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang penuh kekurangan. Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh mereka-mereka tadi. Inilah yang menyebabkan derajatnya meningkat di sisi Allah.[14]

Inilah beberapa hikmah syar’i yang luar biasa di balik puasa Ramadhan. Oleh karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya. Sebagian ulama mengatakan, “Para salaf biasa berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan 6 bulan sisanya mereka berdoa agar amalan-amalan mereka diterima”.[15]

Hikmah Puasa yang Keliru

Adapun hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebagian kalangan bahwa puasa dapat menyehatkan badan (seperti dapat menurunkan bobot tubuh, mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko diabetes[16]), maka itu semua adalah hikmah ikutan saja[17] dan bukan hikmah utama. Sehingga hendaklah seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan hikmah syar’i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk mengharapkan nikmat sehat semata. Karena jika niat puasanya hanya untuk mencapai kenikmatan dan kemaslahatan duniawi, maka pahala melimpah di sisi Allah akan sirna walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat sehat yang dia cari-cari.

Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Orang yang gemar berbuat riya’ akan diberi balasan kebaikan mereka di dunia. Mereka sama sekali tidak akan dizholimi. Namun ingatlah, barangsiapa yang melakukan amalan puasa, amalan shalat atau amalan shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Akan tetapi, amalannya akan lenyap di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”.”[18]

Sehingga yang benar, puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah ikutan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari. Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari. Ingatlah selalu nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ

“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”[19]

Adapun hadits yang mengatakan,

صُوْمُوْا تَصِحُّوْا

“Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” Perlu diketahui bahwa hadits semacam ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if) menurut ulama pakar hadits.[20]

Semoga kita bisa menarik hikmah berharga di balik puasa kita di bulan penuh kebaikan, bulan Ramadhan.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

[1] Taisir Karimir Rahman, hal. 86.

[2] Hadits qudsi adalah hadits yang maknanya dari Allah Ta’ala, lafazhnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[3] HR. Muslim no. 1151

[4] HR. Bukhari no. 7171 dan Muslim no. 2174

[5] Disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 276-277.

[6] HR. Ahmad 2/373. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid.

[7] HR. Bukhari no. 1903.

[8] HR. Ibnu Khuzaimah 3/242. Al A’zhomi mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih.

[9] Perkataan Al Akhfasy, dinukil dari Fathul Bari, 2/414.

[10] Perkataan Al Azhari, dinukil dari Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 5/114, 9/119.

[11] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 9/119.

[12] HR. Muslim no. 782.

[13] Lathoif Al Ma’arif, 378.

[14] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/9906

[15] Lathoif Al Ma’arif, 369

[16] Lihat http://swaramuslim.net

[17] Lihat Tafsir Al Qur’an Al Karim Surat Al Baqoroh, 1/317.

[18] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/422.

[19] HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini dalam Tuhfatul Ahwadzi, 7/139-140.

[20] Al Hafzih Al ‘Iroqiy dalam Takhrij Al Ihya’ (5/453) mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Awsath, Abu Nu’aim dalam Ath Thib An Nabawiy dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah (dho’if). Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Hadits Adh Dho’ifah no. 253 mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah).

1 Jul 2014

Perayaan Hari Besar Islam "Isra Mi'raj" HIMA KESMAS 2014

Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang penuh dengan rahmat dan hidayah. Didalamnya terdapat suatu peristiwa yang sangat agung, yaitu Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa Isra Mi’raj ini terjadi pada malam 27 Rajab tahun kesebelas sesudah beliau diangkat menjadi Rasul. Dimana Allah SWT dengan kekuasaan-Nya dapat memperjalankan Nabi Muhammad SAW menembus tujuh lapisan langit dalam waktu yang sangat singkat. Berdasarkan sejarah Nabi Muhammad SAW tersebut, kita dapat memetik pelajaran bahwa beliau selalu berpegang teguh dengan tali silaturahim dan kesabaran, keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT. Diperlukan adanya suatu kegiatan yang dapat menghantarkan kita kepada tercapainya hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj. Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW bagi kaum muslim merupakan wujud cinta kasih kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang menuju keridhoan Allah SWT. Peringatan Isra Mi’raj yang bertemakan “Sebuah Perjalanan Agung dengan Berbagai Hikmah” pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 jam 09.00-13.30 WITA di gedung RKB II Fakultas Kedokteran Banjarbaru sebagai bentuk apresiasi kita kepada Nabi Muhammad SAW dapat dilaksanakan dalam kegiataan yang bermanfaat. Melalui peringatan hari besar Islam yang rutin diadakan setiap tahun ini diharapkan juga dapat meningkatkan tali silaturahmi serta perilaku yang sesuai dengan syariat Islam. Adapun yang mengikuti acara Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat angkatan 2011, 2012, dan 2013 serta perwakilan dari Mahasiswa Program Studi Psikologi dan Program Studi Keperawatan. Kegiatan acara Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dalam bentuk ceramah agama yang di sampaikan oleh ust. Abay, penampilan Habsyi dan pengunguman serta pemberian hadiah kepada pemenang lomba keagamaan. Dengan diadakan acara peringatan acara Isra Mi’raj SAW diharapkan dapat membuat kita menauladani akhlaq mulia dari Nabi Muhammad SAW sehingga tercipta sebuah generasi yang selalu mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan senantiasa berusaha menjadi pribadi muslim yang sesuai dengan harapan beliau dan mengambil hikmah dan manfaat yang baik bagi kehidupan kita. Gambar 1. Penampilan Habsyi Gambar 2. Suasana saat penampilan Habsy Gambar 3. Ceramah agama Gambar 4. pengunguman dan pemberian hadiah lomba kaligrafi Gambar 5. pengunguman dan pemberian hadiah lomba adzan Gambar 6. pengunguman dan pemberian hadiah lomba tartil

Diskusi Publik “JKN sudah sejauh mana?”

Pada 24 Mei 2014 lalu, Divisi Hubungan Antar Lembaga (HAL) HIMA KESMAS FK Unlam menggelar kajian dan diskusi publik dengan tema “JKN sudah sejauh mana?”. Acara tersebut membahas tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimoderatori oleh Deni Frayoga yang saat ini menjabat Kadiv. Litbang Keilmuan HIMA Kesmas. Pembicara yang diundang dalam acara ini yang pertama ada ibu Handayani, Ssi, Apt (Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan Provinsi) dan yang kedua ada bapak Sukamto, SKM, M.Kes (Kepala Bidang Promosi & SDK Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan). Dari hasil beberapa kerja lapangan dari mahasiswa kesehatan masyarakat angkatan 2011 mengenai BPJS di daerah Banjarbaru yang ditemukan beberapa masalah yang diangkat, diantaranya beberapa masyarakat masih belum memahami cara pendaftaran jaminan kesehatan, kemudian masih banyak juga masyarakat yang berpendapat bahwa jaminan kesehatan itu hanya untuk orang miskin tidak untuk orang kaya. Kemudiaan, dari hasil kerja lapangan yang melakukan survey kepada masyarakat ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan jaminan kesehatan. Dalam Diskusi Publik kali ini dapat disimpulkan bahwa JKN provinsi sudah bagus, tetapi untuk sosialisasinya masih kurang. Oleh karena itu, masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang JKN. Namun, sekarang JKN sudah diperketat dengan beberapa kesepakatan dan aturan yang telah dibuat dan dispesifikasikan menjadi beberapa kegiatan.

Pekan Manajemen HIMA KESMAS

Permasalahan yang dihadapi mahasiswa saat ini sangatlah kompleks. Ada 3 pilar utama permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa saat ini, yakni masalah manajemen waktu, masalah akademik dan masalah sosial. Ketiga pokok masalah diatas sangat menentukan pada motivasi belajar mahasiswa. Motivasi belajar yang kurang akan berdampak pada proses belajar dan nilai yang didapatkan. Nilai hasil belajar yang kurang baik sangat tidak diharapkan oleh semua pihak. PSKM FK UNLAM sebagai institusi pendidikan sangat mengharapakan mahasiswa-mahasiswanya memiliki kompetensi dan daya saing yang unggul. Untuk mengatasi masalah tersebut maka bagian kemahasiswaan PSKM FK UNLAM bekerjasama dengan Divisi Pengembangan SDM (PSDM) HIMA Kesmas FK UNLAM dengan membentuk kelompok belajar yang direalisasikan dalam Program Pekan Mananjemen Mahasiswa (PMM). Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan motivasi belajar mahasiswa PSKM FK UNLAM melalui kegiatan mentoring, meningkatkan pengetahuan dan prestasi akademik mahasiswa PSKM FK UNLAM dalam menjalani perkuliahan dan meningkatkan kemampuan soft skill mahasiswa PSKM FK UNLAM. Bentuk kegiatan ini dilakukan dengan proses tatap muka, diskusi permasalahan dan penugasan. Kegiatan ini sedang berjalan, yaitu dari bulai April – Juni 2014 dengan 7 kali pertemuan. Kegiatan ini cukup diminati oleh mahasiwa PSKM 2014 karena sangat mengasyikan dan saling bertukar pikiran dengan para mentor. Materi yang diberikan juga akan bermanfaat untuk mereka pada semester selanjutnya.

Pakaian Dinas Harian HIMA KESMAS 2014/2015

Organisasi Mahasiswa merupakan sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tujuan bersama, namun harus tetap sesuai dengan koridor AD/ART yang disetujui oleh semua anggota dan pengurus organisasi tersebut. Dalam sebuah organisasi banyak kegiatan yang dilakukan, dimana semua anggota organisasi harus berpartisipasi didalamnya. Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan penting dikampus. Sebagaimana pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan dikampus, di masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiwa tersebut. Program Studi Kesehatan Masyarakat juga punya sebuah organisasi nih yang bernama HIMA Kesmas FK UNLAM yang acap kali menyelenggarakan kegiatan baik di kawasan kampus maupun di luar area kampus, seperti HIMA Kesmas On The Road, Desa Binaan, Pendelegasian agenda-agenda ISMKMI baik di tingkat nasional, wilayah dan daerah serta banyak kegiatan lain yang berhubungan dengan area dalam kampus maupun luar kampus. Dengan mengenakan Pakaian Dinas Harian (PDH) sebagai identitas organisasi, diharapkan pengurus HIMA KESMAS dapat lebih aktif dalam berorganisasi dan melakukan kegiatan yang positif serta menumbuhkan sikap percaya diri yang mantap. Oleh karena itu, Pakaian Dinas Harian (PDH) sangat diperlukan bagi kepengurusan HIMA KESMAS periode 2014/2015. PDH yang dibuat oleh HIMA Kesmas ini dipesan melalui distributor yang ada di Banjarmasin dengan tempat produksi di Bandung Jawa Barat. Sedangkan pembuatan design PDH dilakukan oleh pengurus HIMA KESMAS sendiri. Namun, untuk pemilihan motif batik dan jenis batik kreasi, diserahkan kepada produsen langsung yang berada di Bandung. Pemesanan PDH Hima KESMAS ini dilaksanakan kurang lebih 1,5 bulan hingga barang datang dan siap pakai. Berikut gambar PDH HIMA KESMAS: Tampak depan: Tampak belakang:

Monitoring dan Evaluasi HIMA KESMAS

Pada hari rabu, tanggal 25 Juni 2014 lalu, HIMA Kesmas mengadakan tiga acara sekaligus, acara pertama yaitu Deklarasi 1st Indonesian Public Health Award, monitoring evaluasi HIMA Kesmas, dan penyampaian hasil survey pencitraan HIMA Kesmas serta evaluasi koordinator beserta anggotanya. Acara diadakan mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00. Acara dibuka oleh Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, Ibu Lenie Marlinae, SKM, M.KL dan kemudian dilanjutkan dengan Acara Deklarasi 1st Indonesian Public Health Award yang ditandatangani oleh Koordinator Divisi LITBANG (Deni Frayoga), Ketua HIMA Kesmas (Junaidi), dan Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat (Lenie Marlinae, SKM, M.KL). Deklarasi 1st Indonesian Public Health Award sendiri merupakan gagasan murni oleh HIMA Kesmas dan belum pernah diadakan di PTN/PTS manapun di seluruh Indonesia, oleh karena itu dengan bangga HIMA Kesmas FK Unlam akan bekerja keras demi kelancaran dan kesuksesan acara Deklarasi 1st Indonesian Public Health Award ini. Acara ini sendiri telah mendapat dukungan penuh oleh seluruh dosen dan petinggi-petinggi FK Unlam. Acara kemudian dilanjutkan dengan monitoring evaluasi HIMA Kesmas. Monitoring evaluasi merupakan kegiatan penting untuk kelangsungan suatu organisasi, monitoring dan evaluasi dimaknai sebagai kegiatan mengawasi, mencari hambatan yang terdapat dalam tiap kegiatan, lalu kemudian memberikan solusi. Dalam organisasi HIMA Kesmas, monitoring evaluasi diadakan setiap tiga bulan agar hambatan-hambatan dalam tiap kegiatan dapat sesegera mungkin diatasi. Monitoring evaluasi dilakukan dengan menampilkan PPT yang menjelaskan kegiatan-kegiatan yang telah maupun yang akan dilaksanakan beserta hambatan-hambatannya agar dapat dicari solusi bersama. Monitoring evaluasi diawasi oleh dosen bagian kemahasiswaaan yaitu Ibu Sri Herlina, SKM, MPH. Acara terakhir yaitu pemaparan hasil survey pencitraan HIMA Kesmas dan evaluasi koor serta anggota oleh perwakilan anggota BEM yaitu Maman Saputra selaku ketua BEM, Husda Oktavianoor, dan Riky Hamdani. Dari survey yang telah dilakukan terhadap 143 responden dari semester 2,4, dan 6 menggunakan metode total sampling didapat hasil sebagai berikut: 1. Sebanyak 137 responden mengetahui dengan benar nama organisasi HIMA yang ada di PSKM FK Unlam 2. 81% reponden mengaku mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh HIMA Kesmas 3. Sebanyak 116 responden (81%): Mengetahui proker HIMA Kesmas 4. 59% responden mengetahui hasil kegiatan HIMA Kesmas 5. 100 orang reponden mengetahui struktur organisasi HIMA Kesmas 6. 94% reponden mendapatkan sosialisasi kegiatan 7. 87% responden telah mengetahui media sosial yang dimiliki HIMA Kesmas 8. Sebanyak 108 responden mendapat kemudahan mengakses informasi mengenai HIMA Kesmas 9. Sebanyak 78 responden memiliki kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan HIMA 10. 76% (108 orang) memberikan penilaian baik terhadap kerja pengurus. 11. 68% (96 orang) menyatakan merasakan manfaat dari setiap kegiatan. 12. 87% (124 orang) menyatakan proker HIMA variatif 13. 90% (128 orang) menyatakan hima mampu menjaga hubungan baik interna dan eksterna (hubungannya baik) 14. 92% (132 responden) menyatakan HIMA mampu meningkatkan kualitas proker 15. 80% (114 orang) menyatakan HIMA sudah menyediakan fasilitas saran yang mudah 16. 91% (130 ORANG) menyatakan HIMA punya peluang untuk terus mengembangkan proker. 17. 83% (118 orang) menyatakan aturan hima sudah jelas dan tegas. 18. 101 orang (70%) menyatakan puas terhadap kinerja HIMA 19. Vina Yulia Anhar terpilih menjadi senior yang memiliki kinerja terbaik 20. Almien Ashar Safari terpilih menjadi junior dengan kinerja terbaik Saran & Masukan dari mahasiswa PSKM FK UNLAM: 1. Hima harus lebih memperhatikan nilai manfaat dari setiap kegiatan. 2. Program kerja HIMA harus lebih variatif. 3. Hima agar menyediakan fasilitas informasi akademik dan non akademik. 4. Hima harus transparan dan akuntabel dalam berbagai program
 
Copyright © 2016 HIMA KESMAS ULM
Design by ICT HIMA PSKM |